2014/01/03

Tokai bukan sembarang Tokai

Tokai adalah konotasi sebuah kotoran. Disisi lain kata tersebut merupakan sesuatu barang yang berguna dalam kehidupan manusia. oke, gue sebagai korban atas ke-ambigu-an dari kata tersebut. gue akan bercerita disini mengenai bagaimana gue menjadi korban. Tokai yang berarti feaces atau kotoran sisa makanan dari manusia atau makhluk hidup lainnya. sebagai contoh yang agak menjijikan adalah Tokai Ayam, Tokai Kucing atau hanya Tokai(titik). Gue heran, kenapa benda tersebut dinamakan Tokai dan ada salah satu benda yang mempunyai nama jual Tokai. Mungkin gue akan menulis mengenai jenis-jenis nama kotoran yang disamarkan di Indonesia, tapi itu akan ada di postingan gue berikutnya.


Lanjut ke cerita dimana gue terjerembab diantara dua Tokai yang berbeda makna. Pada hari kejadian, gue bangun sekita jam 8pagi waktu itu hari minggu. Perkuliahan tentunya sedang libur, jadi gue bisa bangun jam segituan. Cuci muka, nyalain speaker, lalu gue set playlist yang akan gue setel di pagi hari itu. Beberapa langkah wajib setelah gue bangun tidur sudah terlaksana, saatnya gue lanjut di langkah berkutnya, yaitu mencari makan. Ada yang kelewat coy, gue belom bakar Rokok (maklum perokok).

Setelah satu batang terhisap habis, lalu gue keluar pintu kamar dan menuju rumah makan (rumah si mas namanya). "mas ada makanan apa nih?" tanya gue, lalu dengan spontan doi jawab ddengan bahasa medok. yaiyalah bung, namanya aja warung si mas. si mas menjawab dengan singkat "banyak mas, baru pada mateng". Oke banget nih, masih pada panas lauknya, gue sikatlah dengan seksama. singkat cerita, gue makan ga banyak basa basi, langsung hajar dan ga lama gue berkecimpung dengan piring tersebut. "mas udah, jadi berapa?" tanya gue dengan lantang. "7ribu mas" jawabnya singkat.

Perlu pembaca ketahui, bahwa warung yang gue makan ini adalah warung termurah se-Asia Tenggara (hiperbola dikit boleh ya). Saking murahnya, gue suka makan gonta ganti menu, tp kok harganya ga jauh beda ya? hahaha. Disini, di lokasi tempat gue ngekos ada warung yang jual ibu-ibu tua, mungkin bisa dibilang nenek-nenek. doi udah agak lamban geraknya coy. Letak warung tersebut ada di depan kamar gue persis, ini alasan gue knapa mau beli rokok di warung ini, ya benar karena jarak.

ini adalah jawaban dari rasa ketidaknyamanan gue mengenai kata Tokai yang mempunyai dua arti sekaligus, arti sebenarnya atau arti dari benda yang dimaksud. percakapan yang membuat gue terbuka dan menciptakan sebuah himbauan untuk melengkapi jika anda ingin membeli barang tersebut. percakapan dimulai dari gue, "ibu, punten.. ibuuuu" sekali teriak tidak ada yang datang. warung ini terkenal dengan lambannya sang penjual dan anak nya yang masih muda dan cantik, tak heran kalo gue liat didini banyak sekali anak muda yang nongkrong walau hanya bermodal membeli kacang kulit. Lalu saya lanjut berteriak memanggil si ibu tersebut. "ibuuuu, punten buuuu" tak ada jawaban juga, sekali lagi "ibuuu...", "iyaaa" terdengar suara seperti berbisik di kejauhan.

ibu itu segera berjalan lamban dan gemulai lalu bertanya kepada saya "mau beli apa cep?". "mau beli rokok sampoerna bu setengah bungkus" lanjut gue menanggapi pertanyaan si ibu. bergegaslah si ibu mengambilkan rokok tersebut buat gue, tp gue teringat akan sesuatu yang mengganjal. "gue nyalain rokok pake apa ya? korek gue kan abis" diskusi diri, lalu ibu itu memberikan rokok itu ke gue sembari bertanya "apa lagi cep?".

"oiya bu, korek gasnya skalian bu"

"ini cep" sambil menyerahkan korek tersebut dengan merk lain. s

aya langusng menyodorkan korek itu kembali kepada ibu sambil bertanya "TOKAI nya ada bu?"

"yaaaaah cep, TOKAI nya udah ibu siram" ibu itu berbicara dengan muka datar...

"sh*t!!" hati gue beregejolak...

2011/12/23

Design Competition at Bandung Tourism Institute 2011

The First Trophy from Design Logo Competition of Bandung Tourism Institute 2011. Responsibility and Professionality are the main topic of the competition. Let me introduce..

This is picture number 1, Matches with a Fire-Flame is meaning for Responsibility from the person who has to work with Profesionality. With a Couple of Black Arrow, meaning for our flexibility to accept for any program do you receive. if you look that picture for a while, it will be show you a human with 2 hands. Right hand is appointing into the air that reminds you What is Responsibility and Profesionality

This is picture number 2, The man and woman with black colour, two of arrow, blue and orange. First of all, The man and woman are meaning for the persons who has knew for will they do in their Responsibility. The two of arrows are meaning for Profesionality that they have to do in their life. blue is wisely and orange is strong for making decisions. simple but meaningful

The simple one is Light Lamp. if you want to see the light of that lamp, you have to mix them, Responsibility and Profesionality. Surely, the lights on ...
understood? if the answer is Yes, Done! You did it well .


The Winner Is.......


2009/12/07

East Nusakambangan is a Great Heritage

east nusakambangan is a great heritage in cilacap. in EXPOSE 2009, my group get the east nusakambangan islad to observe. we were confused about the island to show in EXPOSE event. well, my friends got some idea to show the east nusakambangan island. i think so, because in nusakambangan island have a many history. starting with the jail stories, myth stories, and beautiful beach. finally we take the east nusakambangan island to be our topic in EXPOSE 2009 at my campus. well, i will start our group story from the departure.


2009/01/22

Albert Enstein dan Si supir

Pasti kenal kan sama seseorang yang bernama Albert Enstein. Ia adalah orang paling genius di dunia, dan yang menemukan banyak rumus seperti contoh E=MC2. Seseorang Enstein juga mempunyai cerita yang cukup unik dan lucu. Kenapa Enstein di juluki orang yang paling Genius di dunia ?. jawabannya ….Enstein adalah orang yang paling terkenal pada waktu itu dan sampai sekarang juga. Nah, Enstein menyempatkan waktunya untuk berbagi ilmu ke sejumlah anak-anak di Universitas-universitas yang membutuhkannya sebagai Narasumber atau Ahli pada seminar yang diadakan oleh sejumlah universitas. Pada suatu hari Enstein pergi ke sejumlah universitas yang memanggilnya sebagai Narasumber atau ahli. Pagi itu ia bersama supirnya yang setia menemaninya untuk pergi ke tempat yang dituju. Supirnya sangat setia kepada enstein, sampai-sampai ia memperhatikan dengan serius apa yang di katakan enstein sehingga ia hafal apa yang seharusnya dijelaskan oleh seorang enstein pada saat seminar terlaksana. Setelah enstein pergi ke tempat yang dituju pertama kali lalu Enstein bersama supir setianya pergi ketempat yang kedua pastinya.
Satu hari penuh Enstein pergi kesana kemari untuk melaksanakan tugasnya sebagai Ahli Ilmu. Sebagaimana orang yang sudah mempunyai umur diatas 40an, sudah pasti kesehatannya tidak sekuat ia muda. Ke tempat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya… hingga tiba saat yang terakhir ia mendatangi seminar. Pada saat perjalanan menuju tempat yang terakhir, bapak Enstein merasakan tak enak badan yang tiba-tiba merasukinya. Ia mengatakan kepada supir setianya “saya tiba-tiba sakit, pir”dengan nada lemas. Si supir pun terhentak kaget dan langsung berkata “kan masih ada 1 seminar lagi yang harus bapak datangi”.
“iya saya tahu, tapi saya merasa badan saya tidak kuat untuk melakukannya”, Enstein lemas.
Tidak ada satu kata pun terlontarkan selama beberapa detik, lalu si supir berkata,
‘saya ada ide pak’ kata si supir berharap.
‘ide apa ?’ tanya Einstein.
‘gimana kalau saya menjadi bapak dan bapak berpura-pura sebagai saya ?’si supir berkata. ‘sebenarnya saya suka memperhatikan bapak yang sedang menjelaskan materi seminar tsb, dan saya sudah hafal betul’ yakin s supir.
Tanpa pikir panjang, Enstein mengatakan ‘ya’.
Karena pada watu itu, muka sang Albert Enstein belum ada yang hafal, maka si supir mengeluarkan ide tersebut.

Tiba di tempat yang dituju, bapak Enstein duduk di belakang tempat si supir menunggu majikannya dikala seminar dimulai. Si supir yang mengaku Enstein itu pun langsung di sambut meriah oleh para penggemarnya dan dosen-dosen di universitas tsb. Tak lama kemudian si supir langsung memaparkan semua materi-materi yang di jelaskan oleh bapak Enstein di saat seminar-seminar terdahulunya. Dengan lantang dan percaya diri berbicara di depan orang banyak. Menjelaskan bergaya bapak Albert Enstein sudah di pahami betul oleh si supir setianya.

Sorak sorai menandai bahwa seminar itu telah selesai, dan si supir pun lega. Tapi …..

Sesuatu yang tidak pernah di duga itu pun muncul secara tiba-tiba. Seseorang berdiri dan menyatakan kepada Bapak Albert Enstein yang palsu.
‘saya mau menanyakan tentang rumus Matematika yang sebelumnya bapak jelaskan’ seorang pria berkata.
Si supir pun terhentak kaget bukan kepalang karena ia hanya menghafal mengenai materi yang Enstein paparkan.
‘wah, gawat’berbisik dalam hati.
‘Tolong bapak jelaskan tentang rumus matematika tersebut yang saya anggap keliru’ tantang si penanya yang agak tua wajahnya.

Dalam hati si supir berkata ‘ andai yang menanyakan itu adalah seorang mahasiswa, maka saya akan menjawab(tanyakan saja kepada dosen mu)’
‘jika dosen yang bertanya, maka saya akan menjawab(tanyakan saja kepada Profesor mu)’.
‘jika Profesor yang bertanya…..?’ ujar si supir kebingungan.
Karena yang bertanya itu adalah seorang profesor matematika, saya pun putar otak untuk menjawab pertanyaannya.
Dengan penuh rasa kebingungan, rasa bersalah, dan rasa bimbang yang menimpanya saat itu, tiba-tiba….
Si supir berkata ‘ ah , anda sebagai seorang profesor tidak mengerti dengan rumus matematika yang saya jelaskan, itu sangat di luar pikiran saya’.
‘tapi saya butuh jawaban anda pan Enstein’ jawab seorang penanya tersebut.
Terlintas di pikiran si supir bahwa bapak Enstein sedang menyamar sebagai supir saya, si supir pun mengeluarkan bantahan seperti berikut,
‘anda mempunyai gelar tinggi tetapi tidak dapat menangkap maksud dari rumus matematika saya ‘ bantah secara sopan.

‘biar Supir saya saja yang menjawabnya’ tegasnya.
diketahui bahwa yang menjadi supirnya itu adalah Bapak Enstein yang sebenarnya.
Lalu Enstein yang berpura pura sebagai supir pun langsung berdiri dan menjelaskan secara detail kepada penanya dan para peserta sminar yang lainnya. Sekaligus menutup acara seminar tersebut, dan mempertahankan reputasi sang Albert Enstein.

Dengan itu, dapat di simpulkan bahwa Enstein mampu mengajarkan si supir sampai kemampuannya melebihi profesor.
hehehehehehhhheeeee

Genius banget bukan sang Albert Enstein….



2009/01/13

Nelayan NTT yang gagah

Para nelayan di NTT mempunyai cara menangkap ikan yang unik, dengan bermodalkan pancingan uang terbuat dari babu sepanjang 3 meter, para nelayan memancing dengan kerja kerasnya


Saya bangga dengan para nelayan tersebut, karena mereka secara tidak langsung menjaga dan melestarikan terumbu karang. Berjarak 6mil dari NTT, laut NTT mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Para nelayan mencari ikan yang disebut Cakalang. Cakalang atau Tuna itu mempunyai sifat yang sangat rakus dan mudah muncul di permukaan. Di sore hari para nelayan mempersiapkan peralatan memancingnya yang terbuat dari bambu, setelah itu mereka pun bersiap membeli ikan kecil yang dijadikan sebagai umpan, ikan kecil itu dijual di sutau tempat yang berjarak kurang lebih 2km. Mereka membeli ikan kecil tersebut sebanyak 150kg, dan di tempatkan disalah satu bak penampungan. Umpan-umpan tersebut harus dalam keadaan hidup untuk dapat memancing ikan cakalang tersebut ke permukaan laut. Nah biaya untuk membeli ikan kecil-kecil itu ngga murah, mereka menguras kocek sebesar 1,5 juta. Langit telah gelap, dan para ABK kapal tersebut memilih untuk tidur agar stamina mereka menjadi lebih segar. Menghadapi pertarungan dengan sebatang bambu akan menjadi pertarungan yang sengit.
Waaaahhh, waktunya telah tiba untuk para ABK kapal bertarung. Mereka duduk di depan ujung kapal dengan membawa senjata mereka. Terlempar jauh kail khusus yang tidak seperti biasa, dengan berbentuk huruf J. Disamping itu, terdapat 1 Fish Master yang bertugas sangat penting untuk jumlah ikan yang di dapat. Fish Master tersebut sangat memerlukan pengetahuan dan insting keberadaan ikan Cakalang. Nah, Fish Master langsung melemparkan ikan kecil tersebut ke tempat yang di perkirakan tertadapat ikan Cakalang yang melimpah. Dua sampai tiga kali Fish Master melemparkan ikan tersebut dengan saringa ikan berbentuk bulat besar. Siiiaaaaaaaap, ABK kapal pun melemparkan kailnya, dan dengan sangat ahlinya para pemburu ikan Cakalang pun melemparkan tepat ke belakang mereka dan “bless” masuk ke tempatnya.
Secara terus-menerus mereka melakukan pemburuan dengan cepat dan tangkas. 15 menit berlalu dan lihat berapa tangkapan mereka, 1ton !!!! waaaaaa tangkapan yang hebat. Mereka masih sangat bersemangat berburu ikan tersebut. Mari kita lihaaaaaatt !!! 3ton yang mereka dapat dalam waktu 45 menit. Penangkapan ikan Cakalang akan di ekspor dengan total pendapatan sekitar 28juta. Sebelum melakukan pemburuan ikan Cakalang, mereka telah membuat perjanjian atas pendapatan dari hasil mereka, dan pendapatannya akan di bagikan dengan pemilik kapal, ABK, Fish Master, dan orang-orang yang termasuk.
Dapat di simpulkan bahwa di perairan Indonesia masih terdapat kekayaan yang bisa dimanfaatkan untuk perekonomian bangsa Indonesia, dan teknik memancing tersebut haruslah di lestarikan untuk mejaga kelestarian Laut Indonesia.